Suatu ketika disaat deburan
ombak pantai yang menepi dengan membawa segumpal buih dan sekumpulan sampah
yang dilemparkan oleh mereka yang tidak bertanggung jawab, di iringi dengan
nyanyian burung camar di senja hari serta angin senja yang sepoi-sepoi,
terdengar suara dalam rumah ku.
Ibu : bapak... besok ibu dipindahkan ke kota lama inong
kuala batee oleh dinas pendidikan dan kebudayaan jadi ibu kena di desa blang
dalam pada SD 1 Blang Dalam Kuala Batee.
Ayah : ya kita pindah kan tidak terlalu jauh tuh buat kita
pindah.. tapi apa ada disediakan rumah dinas disana... (dengan suara yang agak
sedikit serak ayah ku menjawab)
Ibu : ada pak...
Bapak : baik lah, kalo gitu malam ini kita bilang ma
anak-anak kalo kita akan pindah ke bang dalam. Dan segera kita kemasi
barang-barang kita agar tidak ada yang tertinggal.
Pada malam yang sepi hanya
deburan ombak laut serta desiran angin malam, kami sekeluarga membereskan semua
barang-barang yang akan dibawa. Sedangkan aku masih terlalu kecil saat itu
untuk membantu membereskan barang-barang, kak juli dan kak bibi yang membantu
ayah dan ibu serta adik ibu cek nur yang membantu. Dengan larutnya malam semua
barang selesai di kemas dan siap diangkat besok pagi. Aku dan sekeluarga
tertidur dengan lelap nya dengan di temani suara anjing malam yang mengonggong
menemani malam dan angin malam yang dingin menusuk tulang.
Usia ku saat itu beranjak 3
tahun, saat kami sekeluarga pindah ke desa blang dalam kami harus beradaptasi
kembali dengan lingkungan sekitarnya dalam perkarangan rumah dinas guru yang
telah disediakan dan ibu ku bekerja sebagai guru kelas 3 saat itu. Hari berlalu
dan usia ku pun beranjak 4 tahun, dimana aku ingin sekali sekolah seperti
kakak-kakak ku. Tetapi sang ibu dan ayah ku bilang belum bisa masuk dikarenakan
usia ku yang belum mencukupi 5 tahun. Tetapi aku tetap bersikeras untuk
sekolah. Setiap pagi aku selalu mengikuti ibu ku ke sekolah dengan menggunakan
celana pendek tanpa baju, tetapi harus dengan syarat aku tidak boleh menganggu
anak-anak sekolah lainnya.
Setiap pagi aku selalu ikut
ibuku kesekolah dengan berpakaian hanya modal celana pendek yang paling ku
senangi, hingga pada suatu ketika kepala sekolah yaitu ibu chadjijah mengajak
ku masuk kekelas yang diajarkan oleh nya yaitu kelas 1. Aku pun dengan senang
hati masuk kekelas itu pada hari pertama ku dengan kondisi temen-temen yang
menyenangkan. Dan pada hari itu kami di berikan mata pelajaran membaca. Dan ibu
guru pun menulis dipapan tulis, selesai menulis, bu guru menyuruh kami membaca
satu persatu dengan penuh ejaan sambil bertanya...
Bu guru : sapa yang bisa membaca apa yang ibu
tulis di papan....?
Murid : saya buk.. (hampir semua menunjuk
tangan)
Bu guru : ok.. kalo gitu ibu ingin tau sapa yang bisa
membaca tanpa mengeja setiap huruf
Aku : saya buk....
Bu guru : ok ... kamu.. sapa namanya tadi...?
Aku : iboy buk.....
Murid-murid : hehehehehee.. hahahaha... hahahaha.. (menertawai
ku dengan nama tersebut)
Bu guru : anak-anak... tolong diam ya....
Mukhlis : (teman sekelasku) mana bisa dia tuh buk.. kan dia
baru hari ini masuk kelas kita.. dan juga ngak ada baju seragam seperti kami
Bu guru : mukhlis.. ngak boleh gitu ok.. dia
juga temen kita kan...?
Aku : ya buk saya ngak tau nama lengkap saya, cuman ayah
dan ibu memanggil ku dengan nama iboy bu....?
Bu guru : nah coba iboy maju dan baca ya....
Aku : baik bu...
Dengan langkah tegap aku maju
kedepan kelas dan mengambil penunjuk huruf lalu membaca semua yang ditulis
tanpa harus mengeja setiap huruf terlebih dahulu. Setelah selesai aku kembali
duduk pada kursi ku paling belakang.
Bu guru : wah pintar ya iboy..... sapa yang
ngajarin membaca selama ini..
Aku : kakak, ayah dan ibu iboy yang ngajar
dirumah buk
Bu guru : bagus... nah ayo temen-temen sapa nih yang bisa
mengikuti jejaknya iboy yang belum bersekolah tapi dah bisa membaca, makanya
jangan suka meremehkan seseorang yang tidak bersekolah ya anak-anak.....?
Murid-murid : ia buk guru.....
Begitulah kegiatan ku selama
ini kulalui hingga suatu hari tiba masa evaluasi kenaikan kelas bagi siswa yang
pintar dengan syarat mengikuti ujian kenaikan kelas. Aku pun masuk kedalam
ujian tersebut, setiap malam nya aku belajar dengan yakin dengan
sungguh-sungguh agar aku bisa naik kekelas 2 tahun ini.
Ujian pun berlangsung seperti
biasa nya,teakhir suatu malam aku tidak sengaja mendengarkan percakapan ayah
dan ibu ku.
Ibu : pak, kata buk kepsek iboy pintar di kelasnya dan dia
mau dinaikkan kekelas dua.
Ayah : lo... kan usia iboy belum sampai 5 tahun tuh, nih
baru ja mau masuk bulan agustus nanti, pa ngak da masalah tuh nanti...
Ibu : itu lah pak, yang ibu juga ngak ngerti, padahal ibu
dah bilang ke kepsek agar iboy jangan dinaikkan kelas, tetapi bu kepsek tetap
bersikeras untuk menaikkannya kekelas dua pak, dikarenakan dia lebih pintar
dari temen-temen sekelasnya
Ayah : ya kalo memang kek gitu bearti dia masuk SD usia 4
tahun donk... ato kita tua kan aja tahun lahirnya gimana...
Ibu : ngak usah lah pak..biar aja lah kan dia
bisa, kecuali dia tidak bisa...
Ayah : ia sih, tapi gimana nanti pandangan dari orang tua
murid..jangan sampai mereka mengeluarkan kata-kata, gimana ngak di naikkan
kelas, kan dia anak guru yang ngajar di SD ini juga..
Ibu : itu, sudah ibu coba bilang ke kepsek pak, tetapi dia
mau bertanggung jawab kok katanya...
Ayah : ya udahlah kalo gitu..... kita lihat aja
gimana hasil nya nanti.
Begitulah suara tersebut
akhirnya hilang seperti yang aku dengar, tidur pun membuai ku kepada mimpi
indah dimalam yang dingin, dengan suara jangkrit yang saling bersahutan serta
suara anjing mengonggong.
LANJUT YA BLOGGER BACA KISAH KU - III
0 comments:
Post a Comment