Mentari terbit di ufuk timur,
ayam berkokok pertanda pagi telah tiba. Lalu saya pun bersiap-siap untuk menuju
kesekolah, karena ibu akan mengantar saya kesekolah yang baru yaitu di SMA
negeri 2 Lhokseumawe yang terletak tidak jauh dari rumah. Saya pun dengan di
temani ibu menuju sekolah dan sesampai sekolah saya duduk di kelas 2, kikuk dan
tak percaya diri pun mulai hadir dalam diri saya, karena itu awal saya duduk di
sekolah baru saya, sehingga saya harus mampu bergaul dengan teman-teman baru
pula.
Suatu hari disekolah ada pertemuan
dengan orang-orang yang mengatasnamakan diri nya dari kelompok perjuangan aceh
yaitu Gerakan Aceh Merdeka. Mereka menyampaikan agar siswa dapat menjaga dan
mendukung perjuangan bangsa aceh untuk merdeka. Dan saya kembali diejek
teman-teman yang mengatakan saya anak jawa bila aceh merdeka harus angkat kaki
dari bumi aceh.
Walaupun kondisi aceh yang
kurang aman, tapi sekolah ku akhirnya selesai juga, dan saya langsung di boyong
oleh bapak ke medan untuk dikuliahkan di sebuah perguruan tinggi dimedan, dan
aku pun mencoba ikut tes umptn di universitas sumatera utara fakultas hukum,
dan hasil uji tes tersebut saya gagal masuk ke universitas tersebut.
Walaupun gagal masuk ke
universitas sumatera utara, saya ngak pantang menyerah untuk melanjutkan studi,
hingga saat itu saya kembali membeli formulir perguruan tinggi dibidang
komputer yaitu di STMIK Logika Medan, dan alhamdulillah lulus serta saya pun
mulai kuliah dimedan.
Waktu pun terus berlalu, cinta
pun datang didalam diri ku pada seorang wanita medan bernama suryani, keturunan
jawa suku banten yang kelahirannya pada tanggal 06 Juni 1985, dia seorang
wanita yang lemah lembut, berambut panjang dan tutur bahasa yang baik serta
cantik.
Suatu malam aku bersama
perkumpulan remaja mesjid mushalla al-furqan medan ada kegiatan pengajian rutin
yang dilaksanakan dari rumah kerumah antar sesama anggota secara bergiliran.
Aku pun ikut dalam kegiatan tersebut selain kesibukan ku kuliah. Dan kami pun
pergi berdua bergandeng tangan secara mesra nya, ibarat dunia ini milik kami
berdua.
Suryani wanita yang hobi film
hindia, sama seperti diriku, setiap dia pulang sekolah akupun kerumahnya untuk
nonton film hindia bersama, dan saling bercerita impian masa depan, ayah dan
ibu nya sudah menganggap ku sebagai anaknya, jadi tak ada kendala saat aku mau
pergi dan pulang dengan anaknya.
Selain kesibukan ku kuliah,
aku pun punya kesibukan lain untuk mencari uang yaitu berjualan jagung bakar
disepanjang jalan A.H Nasution / Pangkalan Masyur depan asrama haji medan,
semua uang nya selain untuk jajan juga saya pergunakan untuk pacaran setiap
malamnya dengan yani.
Suatu hari terjadilah
keributan dalam percintaan kami, dimana saya pacaran dengan wanita lain bernama
leni wardani, biasa dipanggil leni, dia tidak tau bahwa saya sudah punya pacar,
tapi kedua pacar saya bisa saya bagi-bagi dalam hal percintaan demi kepuasan
hati ingin memiliki pacar sebanyak-banyaknya. Dan suryani pun akhirnya tau
bahwa saya selingkuh sehingga ribut tak karuan, tetapi saya hanya bisa diam,
dan suryani meneteskan air mata nya.
Seiring waktu berjalan dan
masa pacaran kami sudah berjalan selama 3 tahun lamanya, hingga suatu hari
bapak saya mengetahui bahwa saya selama ini dimedan asyik dengan pacaran bukan
kuliah, sehingga membuat sang bapak marah besar dan mengatakan akan membawa
pulang kembali keaceh. Aku hanya bisa diam membisu tanpa suara, lalu terdengar
suara sang nenek, ngak usah biar aja lah iboy dimedan dulu, biar ntar mamak
yang akan mengawasi nya dan memperhatikan kuliahnya, ujar sang nenek membela
ku.
Akhirnya sang bapak pun
menuruti keinginan nenek, hingga aku pun tak jadi pulang kembali ke aceh.
Dengan senang hati aku pun keluar dari rumah dan langsung menuju rumah suryani
yang tak jauh dari rumah nenek ku, dan menceritakan kepada dia bahwa aku akan
pulang keaceh untuk sementara waktu, dan suryani pun mengizinkan ku pulang
asalkan aku kembali lagi kemedan.
Aku pun pulang ke aceh bersama
dengan sang bapak, dikarena libur kuliah dan mendekati lebaran idul fitri tahun
2002. Didalam bus sang bapak menceritakan pengalaman masa muda nya yang dijebak
oleh wanita medan, jadi beliau mengingatkan ku agar berhati-hati terhadap
wanita. Akupun mendengarkan semua nasihat bapak dengan baik seraya menjawab.
Iboy akan hati-hati pak terhadap perempuan, semoga pengalaman bapak bisa jadi
pelajaran buat iboy.
Setelah seharian dalam perjalanan
menuju ke aceh akhirnya kami pun sampai di lhokseumawe, dan aku pun dengan
senang hati karena akan berjumpa kembali dengan teman-teman sma, tapi amat
disayangkan keadaan diaceh masih kurang kondusif sehingga kau dilarang keluar
malam oleh ibu dan bapak. Dengan pikiran berkecamuk aku pun hanya bisa diam
dirumah sewa yang disewa oleh kedua orang tua ku. Walaupun rumah kecil tapi
kami sangat bahagia, karena tidak numpang lagi di rumah saudara ibu, jadi bebas
mau berbuat apa saja.BACA JUGA KISAH KU - X YA GAN (Klik)......
0 comments:
Post a Comment